Tulungagung, Niamanews– Pegiat media sosial lintas komunitas Tulungagung menggelar pelatihan esensial marketing dan setrategi digital marketing di wisata desa Nakula, Desa Kendalbulur Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung dengan tema Muda Mendunia, Kuasai Dunia Maya.
Sebagai nara sumber utama, adalah Dr. Ir. Slamet Soedarsono, MMP. QIA.CRMP.CGAP.CCAP, Deputi Polhukankham 2017-2022 dan mentor kelas nasional asal Semarang, Jawa Tengah, Gendut Marjoko ST, MBA,MSc.
“Digitalisasi adalah pisau bermata dua yang kita semua harus waspada. Keluarga kita atau anak anak kita yang tiap hari bersama, kadang orientasi pemikiran bisa berbeda,” ujar Slamet Soedarsono dalam paparanya, Minggu (22/05/23).
Terlebih, menurut pria asal Blitar itu, tahun 2024 mendatang adalah tahun politik. Sehingga sangat perlu diwaspadai agar jangan sampai masyarakat terpancing berita hoaks.
Digitalisasi juga berdampak mengurangi jumlah pekerja. Misal pegawai tol, perbankan dan lain sebagainya yang menggeser peran manusia dan digantikan mesin mesin digital.
“Untuk itulah perlu strategi dan ilmu dalam menghadapi era digital dalam memasarkan produk yang kita punya,” katanya.

Slamet Soedarsono saat foto bersama netizen usai acara
Sementara itu, nara sumber utama Gendut Marjoko mengatakan, digital marketing tetap tidak bisa menggantikan marketing itu sendiri. Sehingga dalam berbagai penelitian, digital marketing efektiifitas marketnya masih sekitar 17 persen dari total penjualan.
Belajar marketing juga harus belajar menata mindset, karena sikap dan perilaku adalah output dari mindset kita.
“Mindset marketing harus tentang customer dan bukan tentang kita. Apa yang customer inginkan, maka kita yang menyediakan. Karena customer hanya peduli pada masalah dan kebutuhan mereka,” jelasnya.
Setelah menata mindset dengan benar, menurut mentor yang juga pengusaha gula itu, hal penting selanjutnya adalah melakukan riset diberbagai lini, info market, perbandingan, termasuk mengapa customer membeli produk kita.
“Strategi marketing adalah tentang kepuasan pelanggan. Pahami ekpektasi pelanggan, kemudian penuhi ekpektasi mereka. Apakah prosuk kita sudah memenuhi keinginan kustemer. Ciri cirinya adalah repeat order dan minimnya pelanggan yang komplin,” jelasnya.
Acara yang juga disuport oleh Mochamad Syaifudin, atau Mas Didin, ketua Kamar enterpreneur Indonesia Provinsi Jawa Timur ini mendapat antusias dari peserta.
Dari paparan yang disampaikan, salah satu netizen, Nur Hanifah atau yang akrap dipanggil Tumini mengaku, acara seperti ini perlu lebih sering dilakukan. Agar pengusaha UMKM di Tulungagung lebih semangat berkarya.
“Sangat menambah pengetahuan positif tentang bisnis masa kini.
wes pokok e sering sering diadakan pelatihan seperti ini bagus untuk perkembangan usaha teman teman di Tulungagung,” katanya. (tr)